[ Cerpen ] My Love Story

Pagi itu.. bangun tidur aku langsung membuka layar handphone ku, aku berharap ada pesan dari seseorang, seseorang yang telah lama aku impikan. Setelah cukup lama aku menunggu, terdengar suara dering pesan dari handphone ku.
Aku mempunyai firasat "sepertinya ini pesan dari operator" dan benar saja, ini adalah pesan dari operator "maaf, kuota anda sudah habis"

Aku membantingkan handphone ku ke tempat tidur, aku langsung mengambil handuk dan bergegas untuk mandi. Selesai mandi, aku bersiap siap untuk pergi ke sekolah.
Aku selalu bersemangat setiap kali ingin pergi ke sekolah, karena di sekolah ini lah aku bisa bertemu dengan seseorang yang aku suka.
Walaupun aku tidak pernah berbicara dengan dia, atau sekedar membahas tugas, setidaknya aku bisa melihat senyumannya. Aku selalu ikut tersenyum tiap kali ia tersenyum.

Hal ini selalu berulang setiap hari nya. Aku selalu menunggu dan menunggu dia. Sampai pada hari ulang tahunku, pertama kalinya ia mengirimkan pesan kepadaku "ciyee venita ulang tahun" begitulah pesan darinya. Aku sangat senang, ucapan darinya adalah hadiah terindah yang pernah aku dapat. Tapi aku berpikir mungkin ini hanyalah ucapan dari seorang teman, tidak lebih daripada itu.

Seminggu setelah itu, tiba - tiba saja ia mengirimkan pesan kepadaku. Aku tidak tau apa arti dari semua ini. Pagi, siang, sore, hingga malam, kami selalu bertukar pesan. Esoknya ia mengirimkan pesan lagi kepadaku, lagi dan lagi. Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaanku pada saat itu. Perasaan terbaik yang pernah aku rasakan.

Sampai tiba saatnya ia membicarakan tentang perasaan. Aku memberitahukan bagaimana perasaanku selama ini kepadanya. Ternyata ia mempunyai perasaan yang sama kepadaku. Akhirnya kami berdua pun berpacaran. Teman - temanku tidak percaya, bahkan aku sendiri pun masih tidak percaya.

Hubungan kami berjalan seperti hubungan pada umumnya. Kata katanya selalu membuat aku tertawa, tidak pernah sedikitpun ia membuatku marah, aku selalu mendukungnya disetiap kesukaan dia. Tak jarang aku harus terjaga sampai larut malam untuk menunggunya pulang. Tapi itu semua membuat ku merasa senang. Senang bisa memilikinya. Semenjak ada dia, hari hari ku aku lalui dengan penuh keceriaan.

Sampai ketika hubungan kami berjalan 2 bulan, tiba - tiba saja ia pergi meninggalkan ku. Aku tak tau mengapa ia tiba - tiba pergi dari ku, aku mencoba menghubunginya berkali kali, tapi tidak ada satu pun yang di jawab olehnya.
Ia tidak menghubungiku selama seminggu, ia tidak mengirimkan pesan apapun. Aku bertanya - tanya dalam hatiku, apa yang salah dariku? kenapa ia meninggalkan aku? Aku tidak berani mengirimkan pesan kepadanya. Sejak saat itu semuanya berubah, hari - hari ku terasa sangat menyedihkan. Aku merasa kehilangan.

Pada suatu hari, aku memberanikan diri untuk mengirimkannya pesan. Aku bertanya : "Kemana saja kamu? Kenapa kamu berubah? Apa kamu ingin hubungan ini begini saja?"
Ia hanya menjawab : "Aku jenuh dengan hubungan ini"
Aku terdiam sejenak, aku tidak bisa berkata apa - apa, sejak saat itu kami tidak pernah berkomunikasi lagi.

Setelah kejadian itu berlalu, teman - temanku menanyakan tentang hubunganku, aku bingung bagaimana cara menjelaskannya, karena aku pun tidak mengerti. Kami berpacaran, lalu ia tiba - tiba pergi, tanpa ada kata putus, kami berpisah begitu saja.

Sejenak aku merenung tentang dia. Mulutku selalu berbicara kalau aku sudah melupakannya, tapi hati sama sekali tidak bisa dibohongi. Mengapa Tuhan menyatukan kami, lalu ia pisahkan lagi ?

Tak terasa air mata pun jatuh. Setelah aku merenung, akhirnya aku tau mengapa ia pergi. Ia tak menyukai sifatku. Aku pernah berkata kepadanya "Semakin kamu kenal aku, semakin banyak kekuranganku yang kamu tau. Saat itu hanya ada 2 pilihan untukmu, tetap disini bersamaku atau pergi untuk mencari yang lebih baik dariku"

Ya, aku menyadari semuanya. Aku pemalas, aku egois, terkadang aku bersikap seperti anak kecil yang selalu ingin diperhatikan. Aku selalu mengulangi kesalahan yang sama. Selalu telat makan, tidur larut malam, minum kopi. Berulang kali ia mengingatkan ku untuk berubah, tapi aku selalu mengabaikannya. Aku bodoh. Pantas saja ia meninggalkanku.

Tapi satu hal yang harus ia tahu, aku mencintainya dengan tulus. Aku tidak pernah meminta apapun darinya, aku tidak pernah menuntut dia untuk menjadi apa yang aku mau, aku tidak pernah mengkhianatinya, aku... ah sudahlah, semuanya sudah terjadi.
Ia takkan mungkin kembali lagi kepadaku. Aku harus melupakannya.

...

Saat kembali ke sekolah rasanya berbeda. Tidak ada komunikasi antara aku dan dia. Bertatap mata pun rasanya aneh. Kami seperti bermusuhan, bahkan seperti tidak mengenal satu sama lain.

Satu hal yang paling aku benci dari akhir suatu hubungan adalah, ketika berpisah pasti rasanya seperti tidak saling mengenal. Padahal dulu pernah saling membahagiakan.

Sampai detik ini aku tak pernah menyesali semuanya. Aku tak pernah membenci dirinya. Tak ada yang salah disini. Ini hanya tentang waktu. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Kepergiannya mengajarkanku banyak hal. Aku jadi lebih tau apa arti nya kedewasaan, bagaimana caranya bertanggung jawab, selalu berpikir positif, dan mensyukuri apa yang aku punya.

Untuk kamu, terimakasih pernah hadir dalam hidupku. Kamu benar - benar berhasil merubahku.

-venitanf

You Might Also Like

0 komentar